Kamis, 29 Maret 2012

Mengembalikan Outbound ke Jalurnya

Selama satu dasawarsa terakhir, outbound sangat diminati oleh banyak perusahaan sebagai kegiatan yang bertujuan untuk refreshing setelah sekian lama bekerja. Mendengar kata outbound, yang terbayang di benak kita adalah flying fox, spiderweb, paintball, rafting, offroad, dan semacamnya, sehingga vendor pelaksana outbound seperti ini tumbuh menjamur, bahkan mereka menjalin kerjasama dengan beberapa hotel atau penyedia tempat sebagai rekanan.
 
Pada pertengahan tahun 1990an, kita mengenal ada kegiatanLDK (Latihan Dasar Kepemimpinan) dan AMT (Achievement Motivation Training) yang kerap diadakan oleh sekolah-sekolah terutama pada saat akan membentuk kepengurusan OSIS yang baru. Kegiatan tersebut biasanya dilakukan di dalam kelas, tapi ada saat-saat tertentu dilakukan di luar kelas dalam bentuk simulasi game dan energize yang semuanya ada maksudnya dan maknanya. Kadang di malam hari juga sering diadakan perjalanan malam ke suatu tempat dan diadakan renungan untuk instropeksi diri.

Kaitannya dengan outbound, sebenarnya kegiatan semacam LDK dan AMT merupakan cikal bakal adanya outbound di Indonesia. Jadi bisa disimpulkan bahwa outbound adalah salah satu metode pelatihan untuk pengembangan diri (personal development) dan tim (team development) yang dilakukan dengan cara proses pencarian pengalaman melalui kegiatan di alam terbuka. Ternyata di dunia, kegiatan semacam ini sudah ada sejak tahun 1821 bahkan dilanjutkan dengan pendidikan melalui sekolah dengan berdirinya Round Hill School.

Pada tahun 1941, di Inggris, kegiatan outbound dilaksanakan pertama kali di dunia oleh seorang tokoh pendidikan berkebangsaan Jerman bernama Dr. Kurt Hahn.

Ceritanya, pada tahun 1933 Dr. Kurt Hahn melarikan diri ke Inggris karena berbeda pandangan politik dengan Hitler. Dengan bantuan Lawrence Holt, seorang pengusaha kapal niaga, ia mendirikan lembaga pendidikan outbound tersebut. Hahn memakai nama Outward Bound saat mendirikan sekolahan yang terletak di Aberdovey, Wales, pada tahun 1941, yang bertujuan untuk melatih fisik dan —terutama— mental para pelaut muda, khususnya guna menghadapi ganasnya pelayaran di lautan Atlantik pada saat berkecamuknya Perang Dunia II.

Pelatihan ini memakai kegiatan mountaineering (mendaki gunung) dan petualangan laut sebagai medianya. Kurt Hahn sendiri beranggapan bahwa kegiatan petualangan bukanlah semata-mata bertujuan menjadikan seseorang terampil bertualang, melainkan sebagai wahana berlatih anak-anak muda menuju kedewasaan.

Mengingat media, metode, dan pendekatan yang dipergunakan di Outward Bound, banyak ahli pendidikan yang mengklasifikasikan bentuk pelatihan ini sebagai adventure education atau experiental learning. Metode pelatihan ini kemudian berkembang dan mulai ditiru di banyak tempat, bahkan sampai akhirnya diperkenalkan di luar Inggris. Setidaknya, setelah era Perang Dunia II, lembaga serupa dibangun di berbagai daerah di Inggris, Eropa, Afrika, Asia, dan Australia.

Di Indonesia, walau bukan berarti belum pernah diterapkan sebelumnya, namun metode ini diketahui baru masuk pada tahun 1990 dengan nama Outward Bound Indonesia.

Saat ini definisi outbound banyak yang sudah melenceng dari pengertian aslinya. Seperti yang dituliskan di awal, ketika ditanya tentang outbound maka dalam bayangan mereka yang muncul adalah fun game-nya saja yang cenderung high risk atau menaikkan adrenalin. Konsep pembelajaran di outbound di Malang sebagaimana yang pernah diterapkan di LDK dan AMT sebenarnya dilakukan dengan 2 cara yaitu teori (dalam kelas) dan praktek (luar kelas). Namun yang banyak terjadi saat ini adalah hanya dominan di luar kelas, akibatnya goal atau tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan yang meng-outbound-kan karyawannya sering tidak tercapai.

Karena itu ESQ Outbound hadir dengan metode yang sudah diterapkan di dalam kelas kemudian diaplikasikan di luar kelas, mencoba untuk mengembalikan outbound ke jalurnya, yaitu sebagai metode untuk pengembangandiri dan tim dengan pemaknaan spiritual sehingga output yang dihasilkan nantinya adalah manusia-manusia unggulan.

Untuk konsultasi Training Motivasi Malang, Outbound Malang, Wisata Malang, Travel di Malang dan Hotel di Malang Jatim yang sesuai dengan kebutuhan tim Anda, Silahkan menghubungi office kami untuk informasi lebih lanjut:


MALANG
Perum Landungsari Indah N1 Malang
Mobile: 085 755 059 965 /  0858 1219 5551
Telp. (0341) 5032699
PIN: 5E0C2C45

SURABAYA
Jl. Purwodadi 2 No 54B
Mobile: 082 231 080 521 / 081 334 664 876

JAKARTA
Jl. Rawamangun Muka Raya No. 5 RT. 4 RW. 14 Rawamangun – Jakarta Timur 13220
Mobile: 081 334 664 876 /  085 855 494 440

Email :
indonesiasukses@yahoo.com